Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu ketiga.
.
Ya, bukan hanya satu. Ada
beberapa wanita yang menginspirasiku.
ibuku dimasa tua |
Wanita pertama, kakinya telah layuh, meski belum lumpuh. Kulitnya putih
pucat dan banyak keriput. Bintik hitam telah bertebaran di mana-mana. Rambutnya
tipis dan berwarna putih keperakan membingkai wajahnya yang mengusang.
Kecantikannya telah lapuk dimakan jaman. Beliau bukan wanita terkenal yang
menginspirasi orang banyak. Bukan hartawan yang dermawan. Beliau hanya wanita sederhana
yang melahirkan aku dan keenam kakakku.
Ibuku. Pantas dan wajar sajalah adanya bila seorang anak
mengidolakan ibunya. Seperti apapun juga, dimana pun juga. Sangat wajar seorang
anak menyayangi ibunya. Tapi ibuku menginspirasiku menjadi full time mother justru
karena dia adalah wanita bekerja. Ya, ibuku adalah wanita inspiratif pertamaku
Ibuku masa muda |
Ibuku adalah perawat disebuah institusi rumah sakit daerah.
Terkadang beliau masuk siang, terkadang pula masuk malam. Saat libur, beliau
dedikasikan waktunya untuk keluarga, dan bergaul sedikit bersama tetangga. Ah,
bukan. Alhamdulillah ibuku bukan type rumpiers yang bergaulnya untuk berghibah.
Beliau bergaul insyaallah dengan cara yang baik. Menjadi pengurus PKK rukun
tetangga wilayah rumah kami. Dengan sebagian pengetahuannya sebagai perawat,
membaginya bagaimana hidup sehat, bagaimana membuat makanan sehat, atau
bagaimana mengatasi sakit melalui P3K di rumah. Beliau juga aktif di pengajian
ibu-ibu lingkungan RT dan mengikuti organisasi Aisyiyah Magelang.
Hobi ibuku selayaknya hobi ibu-ibu pada jamannya. Merajut,
mengkristik, menyulam, menjahit, memasak, membuat aneka kue dan camilan. Ah,
itu juga hobi selayaknya ibu jaman sekarang ya. Hehehe… hasilnya, baju
lebaranku, atau kakakku adalah jahitan ibu.
Aksesoris rumah dari yang nempel permukaan vertikal hingga
horizontal, buatan ibuku. Aksesoris rumah itu antara lain, kristik aneka rupa
yang menyerupai lukisan yang menempel di dinding, menempel di bantalan kursi,
atau sulaman yang menghiasi bantal serta seprei, menghiasi baju-baju kami.
Rajutan taplak meja dari meja kotak kecil di sudut ruang tamu, hingga meja
besar tempat kami makan. Pula
tas cantik rajutan ibuku sendiri yang mengantarkan kondangan. Bahkan bonekaku,
berupa boneka gajah adalah boneka perca cantik buatan ibuku.
Jajanan harian dari sekedar pisang goreng, atau getuk susu,
adalah buatan ibuku. Kue lebaran nastar, kastengel, wajik bandung, dodol tape, kue satu atau koya
kacang hijau, juga buatan ibuku. Dan masakan ibuku, jangan ditanya enaknya.
Enak kalo aku bilang. Terbukti bukan hanya pada omongan anaknya. Tetangga kami,
sering mendaulatnya sebagai “the chef” di acara hajatan apa saja di kampungku.
Membuat ayam ingkung, capcay jawa yang ada bakwan tepungnya, mie goreng, tumis
special, sup pengantin, gado-gado, sate, gulai, tongseng, brongkos, bakso,
somay, kolak, gudek, sambel goreng, hampir apa saja. Termasuk cake jenis
bolu/pound cake yang dulu tenar di kampungku. Bolu marmer yang harum aroma
vanilla beradu dengan aroma cokelat. Jaman dulu, ibuku mengocok adonan dengan whisk berulir/per.
Dan saat aku masih kecil membayangkan ingin memiliki whisk per berukuran besar
untuk mainan lompat2.^_^
Ya, aku pernah merasakan “kehilangan” ibuku disaat aku kecil
karena ibuku bekerja. Memang ada saat-saat aku ingin beliau selalu ada
disampingku saat aku membutuhkannya. Terutama saat aku sebagai anak kecil
sedang ketakutan, yang kutemuka ada disisiku hanya emak pengasuhku. Hingga
rasanya aku makin sayang pada emak pengasuhku. Saat emak pengasuhku meninggal
dunia, sedih rasanya. Hingga aku pun menangis tanpa segan. Dan aku baru tahu
saat itu, ternyata ibuku cemburu akan sayangnya aku pada pengasuhku. Aku tak
seperti itu. Aku tak ingin anak-anakku kehilangan aku yang ditelan pekerjaan
disaat mereka pada masa sangat membutuhkan seorang ibu. Dan suamiku setuju, aku
resign saat kehamilanku menginjak bulan ke 6.
buku tulisan mbak Niar |
Bukan hal mudah, beradaptasi dari wanita bekerja menjadi ibu
rumah tangga. Tapi alhamdulillah seiring waktu, aku bisa.
Tulisan ini bukan menentang atau wujud ketidak-setujuan pada
wanita bekerja. Karena bekerja di mana saja adalah pilihan masing-masing. Pada
masing-masing pribadi, ada masing-masing alasan dan pertimbangan. Ada perjuangan-perjuangan
juga. Ada
cita-cita yang lebih besar dari sekedar ego pribadi sepertiku dan sebagainya. Aku
ingin seperti ibuku yang terampil apa saja, namun tetap bisa mendampingi
anak-anakku.
Wanita inspiratif kedua bagiku adalah, temanku sendiri. Mbak
Mugniar Marakarma. Aku akrab menyapanya mbak Niar. Wanita cantik berjilbab ini
adalah seorang penulis, yang juga merupakan blogger. Wanita ini menginspirasiku
untuk menebar manfaat pada jangkauan lebih luas melalui dunia cetak, maupun
dunia maya. Sungguh, bertatap muka saja aku belum pernah. Tapi dia tak segan
membagi ilmunya.
mbak Shabrina dan salah satu bukunya |
Pada diriku, aku ingin menebar manfaat dari rumah melalui
blog. Aku belajar menjadi blogger untuk menebar sebagian ilmu yang aku tahu.
Dan semoga manfaat dapat tertuai dari membaca blogku.aamiin.
Wanita inspiratif ketiga adalah mbak Shabrina. Wanita mungil
yang memiliki profesi sebagai penulis dan ibu rumah tangga ini berhati cantik.
Aku ingin menirunya. Memiliki buku yang memuat tulisan dengan diksi-diksi
indah, yang tak hanya menebar kata-kata dalam bukunya, namun juga mengunggah
hikmah agar bisa dipetik pembaca. Buku yang dia tulis memperkaya hati.
Mbak Rini pengusaha bakery rumahan |
Wanita inspiratif keempat adalah mbak Rini. Wanita ini
lulusan teknik kimia UGM. Seorang ibu
rumah tangga yang juga merupakan pengusaha bakery rumahan. Kegigihannya belajar
baking secara otodidak membuahkan hasil yang manis. Karya-karya cakenya yang
tak sekedar enak, namun juga cantik, serta kerja kerasnya membuat satu lapangan
usaha sendiri di rumah. Aku ingin memiliki usaha serupa.
Semoga, satu per satu cita-citaku dapat terwujud
nanti.aamiin.
woow ibunya mbak Anik pinter memanage waktu, like daughter like mother rupanya :).
BalasHapusDan mbak Anik adalah salah satu wanita inspiratif saya :D
alhamdulillah mbak.aku sih msh jauh dr sosok ibuku.mau nyontek beliau.sebagian.:D
HapusIbunya cantiiiik :-) ,mbak anik juga:-)
BalasHapusmakasih mbak lyta.mbak lyta lebih2 cantik.:D
HapusMsh paragraf awal udah nangis aku, mbk. Almh ibuku jg perawat. Dia hebat, dan Allah memanggilnya terlalu cepat. :)
BalasHapuspeluk mbak wiek.ibu pernah kena stroke dan koma 10 hari.pernah baca di naskah audisi menunggui org sakit kan ya.
Hapussemoga ibu mbak wiek diberi tempat tenang lagi terang di alam kuburnya.aamiin
aaih wanita inspiratif kita banyak yg sama mba anik. Aku baru mau nulis tentang ,mba Shabrina, tp ntar dulu tak pikir2, takut kalo nulisnya ga bagus :)
BalasHapusntar aku colekin ya mbak kalo postingan udah jadi.bumil sehat kan?udah mulai cuti ya?
Hapusbaca tulisan bunda Anik jadi minder [hiks]
BalasHapusibuku bukan siapa-siapa tapi dia segalanya bagiku.
anugerah terindah lahir dari rahim beliau @_@
mbak yun, tulisan mbak yun cakep juga.aku msh belajar.:D
Hapusng... tante, aku cuma mau bilang kalau aku juga mau dog, blog nya kaya mba Anik. ada foto juga... oh iya, ko tante dan mamah di members nya ada blog sendiri? dan kata mamah orang yang lain juga begitu? ko bisa? gimana caranya?
BalasHapussama itu, kan, kalo masih loading blog tante belakang nya warna biru apa ungu gitu. kalo blog-ku dan blog mamah ko warna nya hitam? aku pengen kaya tante juga dong latar belakang nya berwarna (selain hitam)kalo bisa warna ungu ya....
poko nya di renovasi blog nya pengen kaya kak Laksita. tau gak, tante? nama blog-nya PENA AJAIBKu pleas!
insyaallah ya kak nad.insyaallah.semoga sukses selalu buat kak nad.aamiin
Hapusbeuh, keren deh! ibu nya tante Anik! serba bisa! pasti, sekalian, ngrit duit/uang. ya, kan? ya, kan?
BalasHapushahahahaha..... :D
tante, doakan aku, ya? semoga besok ulanganku lancar. karrena besok aku ulangan IPA dan Bahasa Inggris.
BalasHapusya ampun.. kak nadia.. maaf ya.. lama tante vakum ngeblog. jadi gini deh. sehat, cerdas sukses selalu ya kak
Hapusmbak aniiik......
BalasHapusmbak riniii...hehehehe
Hapus