Hallo. Meski aku bukan orang makasar, tapi aku suka ikutan
berpartisipasi ngeblog 8 minggu bersama komunitas blogger Anggingmammiri.
Kebetulan aku memiliki beberapa kenalan orang makasar. untuk minggu kedua dengan tema Rasa Lokal, aku mau bercerita sedikit tentang kota asalku saja.
Aku berasal dari kota kecil ditengah pulau jawa yang memiliki cerita tentang ‘Paku Pulau Jawa’. Paku Pulau Jawa sendiri bentuknya adalah sebuah bukit, yakni bukit Tidar. Yup, aku berasal dari kota Magelang. Kota kecil tempat ‘Kawah Candradimuka’, tempat menggembleng para kasatria taurna angkatan darat.
Aku berasal dari kota kecil ditengah pulau jawa yang memiliki cerita tentang ‘Paku Pulau Jawa’. Paku Pulau Jawa sendiri bentuknya adalah sebuah bukit, yakni bukit Tidar. Yup, aku berasal dari kota Magelang. Kota kecil tempat ‘Kawah Candradimuka’, tempat menggembleng para kasatria taurna angkatan darat.
Kotaku
letaknya antara Yogyakarta dan Semarang. Suasana kotanya tak terlalu ramai,
namun tak juga sepi. Tapi kalo lagi lebaran, jangan ditanya. Sepertinya saat lebaran tiba
orang-orang kota besar sementara tumpah ruah dikotaku. Dan mendadak macet ada
dimana-mana.Ah, itu baru sebagian aroma yang membangun magelang.
Kotaku, meski
seperti terbagi dua antara kotamadya dan kota kabupaten, bagiku sendiri satu
kesatuan. Kotaku lumayan sejuk karena memang berada di dataran tinggi sekitar
380m dpl, dengan lokasi dikelilingi ‘tembok’ gunung-gunung. Keren ya, temboknya
aja gunung. Tapi kalau lagi meletus, uh... jangan ditanya. Serem banget. Kayak
pas merapi meletus kemarin. Jedar jedur, kaca dan tembok rumah bergetar hebat. Genteng seperti ditaburi batu,
kerikil dan pasir. Pepohonan pada tumbang dan mati terkena taburan debu, pasir,
kerikil dan batu panas. Kolam ikan kakakku berubah menjadi kolam pasir dan
bibit ikan 5000 ekor mati tertimbun pasir panas. Itu juga masih
untung.(aih..orang jawa ya. Kena bencana bilangnya masih untung?) maksudku,
untung lokasi rumahku tak termasuk lokasi daerah terdampak awas Merapi. Tapi
itu juga sudah hancur lebur keadaannya. Kota magelang mirip kota mati.
Kalau tak
meletus sih sungguh kotaku kota yang
asri. Alun-alun kotanya alhamdulillah
masih berumput hijau. Di tepi lapangan alun-alun sebelah barat laut, berdiri
kokoh bangunan water tower kuno yang menjadi salah satu icon kotaku. Dibuat di
jaman Belanda sekitar tahun 1916, dan sampai sekarang masih beroperasi sebagai
water tower bagi kota Magelang. Warga magelang sendiri malah menyebutnya
sebagai menara kompor besar. Iya, abisnya mirip banget sama bentuk kompor
minyak tanah yang berukuran sangat besar.
Kotaku sangat spesial. Kotaku menyimpan salah satu World Heritage
yang diakui oleh UNESCO (United Nation Educational, Scientific and Cultural Organization). Yaitu Candi Borobudur.
Disekitaran Candi Borobudur, masih terserak beberapa candi ukuran lebih kecil,
antara lain Candi Mendut, Candi Pawon,, Candi Asu
(Sengi), Candi Lumbung, Candi Pendem,
Candi Canggal
atau Candi Gunung Wukir, Candi
Selogriyo, Candi Losari, Candi
Gunungsari, dan Candi Umbul. Namun candi yang letaknya paling
dekat dengan Candi Borobudur, hanya Candi Mendut dan Candi Pawon.Di sini sering dipakai untuk upacara keagamaan Budha, prosesi dari Candi Mendut bergerak seperti pawai menuju Candi Borobudur. Dan biasanya, pada musim ini banyak penduduk lokal sekitar candi yang rumahnya berubah menjadi guesthouse sementara.
Candi Borobudur |
Untuk urusan makanan, kotaku memang tak terlalu berbeda
dengan kota
sekitaran kotaku masakannya. Ada
gudeg, sambel goreng krecek, mangut, berbagai macam oseng-oseng. Namun ada yang
spesial dan terkenal hingga kemana-mana. Nasi goreng Magelangan. Yaitu nasi
goreng yang dicampur dengan mie. Karena itu memang style magelangan. Selain itu
Sego Godok magelangan. Sego itu bahasa jawanya nasi. Sedangkan godok itu adalah
merebus. Menu Nasi Rebus magelangan, yang belum kenal tentu akan terdengar aneh
bila mendengarnya. Namun jangan salah, Sego Godok itu enak banget. Hampir mirip
dengan mie rebus ala Magelang.
Kuliner unik yang lain adalah Kupat Tahu Magelang. Potongan
tahu goreng yang digoreng tak terlalu kering, potongan ketupat, taoge rebus, kol iris rebus dan ditaburi daun bawang cincang
beserta bawang goreng dan kacang goreng yang ditumbuk agak kasar. Kemudian
diguyur kuah gula gurih manis segar. Satu lagi Kuliner special adalah Sop
Snerek. Sop yang sepertinya mendapat pengaruh dari resep Belanda. Sop daging
dengan isian potongan daging sapi, kacang merah, bayam, wortel, daun seledri,
ditaburi bawang merah goreng dan daun bawang cincang. Aroma bawang putih yang kuat, terbersit rasa
merica sedikit dan pala. Segar dan gurih.
Selain kuliner di atas, kotaku terkenal sebagai kota getuk. Getuk jenis apa saja, sepertinya
mudah ditemukan di Magelang. Dari getuk pisang, getuk ubi, getuk kimpul atau
talas, hinggagetuk singkong yang ragamnya saja bermacam-macam. Getuk singkong
sendiri ada getuk wungkal, getuk tanpa penambahan apapun dan yang paling
tradisional berwarna keabuan. Getuk ini biasa dimakan dengan parutan kelapa dengan taburan gula atau
sedikit garam. Bentuk awalnya yang hanya kotak dan berwarna keabuan, mirip batu
asah, sehingga disebut sebagai getuk wungkal, bahasa jawa untuk batu asah.
Selain getuk wungkul, terdapat juga endog gludug. Serem amat namanya. Endog
adalah telur, gludug adalah geledek. Bentuk getuknya bulat putih, terbuat dari
singkong rebus dihaluskan kasar bersama parutan kelapa dan sedikit gula pasir.
Kemudian juga ada getuk trio, getuk yang terbuat dari singkong rebus yang
kemudian diberi margarin, susu, vanili, dan pewarna makanan. Biasanya 3 warna,
putih, coklat, dan pink lembut. Makanya diberi nama getuk trio. Tapi hal ini
juga berkaitan dengan toko yang awalnya memproduksi getuk jenis ini, yaitu toko
Trio.
Ah, panjang
juga kalo pengen cerita tentang kotaku. Itu hanya sebagian, sebersit saja aroma magelang. Aromanya membuatku rindu. Dan yang ada, sekarang aku jadi kangen
ibuku, kangen kakak-kakakku, kangen kotaku. Suatu saat, bila kalian berkunjung
ke yogyakarta, jangan lupa singgah ke kota kecilku tercinta ya. Magelang.^_^
Postingan ini disertakan dalam minggu kedua #8MingguNgeblog Anging Mammiri
water tower magelang sekilas mirip menara pisa ya.
BalasHapusoya blognya udah saya follow ya, mohon izinnya
tapi gak setinggi menara pisa.:D.makasih mak.insyaallah aku folbek.^_^
HapusAku pernah ke Magelang, dingiiin bangeeet... ada kue yg enak banget, tp lupa namanya. Orang Magelang emang putih-putih yaa
BalasHapusgak semua mbak putih.ada juga yg item.aku contohnya.hehehe
HapusSaya pengen banget ke Magelang Mbak, Belum pernah ke Borobudur. Eh mampir juga ke blog Saya Mbak ya di http://www.sierrasavanna.blogspot.com
BalasHapusayuk mbak.aku kalo pulang sekarang ke rumah kakakku.kebetulan dekettt bgt ama borobudur.
Hapussuka magelang!
BalasHapusbunavita asalnya dari mana?makasih udah berkunjung yaaa
HapusMba aku suka bgt getuknya.ada yg terkenal tuh aduh apa ya namanya getuk mak apa gitu.getuk original.rasanya legit apalagi msh panas2 enak bgt.kalo mo beli hrs pesen dulu, lokasinya mo ke arah pesantren. Hmmmm enak bgt
BalasHapusbukan getuk kemasan plastik ya mbak windi?menurut aku juga lebih enak yg original.:D
Hapusaku pernah makan kupat tahu magelang pas lagi kesana, kirain kayak ketoprak ga taunya lain :)
BalasHapusmeski bukan orang Magelang, ibuku sering buat kupat tahu, apalagi klo lebaran.. :D
BalasHapusnyummmy..
mbaaak.. di magelang ada sahabat dekatku.. bolo plek selama d pesantren.. ceritanya persiiis crt mbak anik.. daerah asri, dikelilingi 'tembok' berupa pegunungan.. heuuu dia selalu iming2 aku agar mau dolan kesana..
BalasHapuspengeeen
Suka nasi goreng magelangan :D
BalasHapusBtw, mangut itu kayak gimana, mbak?
saya ke magelang hanya ke borobudurnya hehe
BalasHapus:) kalau kupat tahu, aslinya dari magelang ya? di jogja banyak sih
lihat fotonya, jadi laper ;p
BalasHapus