Rabu, 27 Juli 2016

TRIANGLE EXPOSURE



Halo teman-teman. mau berbagi ilmu fotografiku yang masih sangat cetek. Nih penyebabnya aku pas ngobrol di chat whatsapp sama teman-teman jaman SMA dulu. Dan sharing ini  masih tentang dasar-dasar fotografi.



Fotografi itu menurut teman saya yg pinter moto dan memang ilmunya udah dalem, seperti melukis dengan cahaya. Cahaya yang diterima seperti pewarnanya, dan kamera sebagai alat lukisnya. Sedangkan kanvas sementaranya adalah film untuk kamera yang masih menggunakan film, atau memory card untuk jaman digital sekarang ini.




Dalam sebuah kamera, cahaya yang masuk di tentukan oleh 3 hal yaitu :

1. Aperture/Bukaan

Adalah lubang bukaan kamera, dimana cahaya masuk melalui lubang itu dan dapat diatur banyak sedikitnya. Semakin besar bukaan atau aperture, maka cahaya yang masuk semakin banyak. Dalam istilah fotografi aperture atau bukaan dinyatakan dalam satuan f-stop. Semakin besar f stop, semakin kecil bukaan. Dan semakin kecil f stop, semakin besar bukaan. Misalnya f stopnya adalah f/4 dibanding dengan f/1.8 maka bukaan yang lebih lebar adalah yang f/1.8

Besar kecilnya bukaan ini juga berpengaruh terhadap lebar sempitnya focus. Biasanya disebut sebagai Depth of Field disingkat DOF. Yaitu jangkauan kamera menangkap gambar. Focus yang lebih sempit atau jangkauan DOF yang lebih sedikit, membutuhkan bukaan yang lebih lebar atau f stop yang kecil. Biasanya menghasilkan foto dengan back ground yang blurry. Foto terlihat lebih menarik. Biasanya diterapkan dalam fotografi macro, beberapa still life, beberapa food photography dan portrait. Dan sebaliknya, focus yang luas, DOF yang lebih lebar akan menghasilkan foto dengan ketajaman hampir merata baik di depan atau di bagian belakang/back ground nya.

BACKGROUND LEBIH TERLIHAT PADA F YANG NILAINYA LEBIH BESAR. CAHAYA YANG MASUK LEBIH SEDIKIT PADA F LEBIH BESAR.




2. Shutter speed/kecepatan rana membuka.

Lubang bukaan kamera ini bergerak terbuka dan tertutup. Kecepatannya membuka dan menutup inilah yang disebut sebagai shutter speed. Semakin cepat shutter speed semakin sebentar paparan cahaya yang masuk ke dalam kamera. Semakin lambat shutter speed, maka semakin banyak cahaya yang masuk ke dalam kamera. Beberapa jenis fotografi, membutuhkan speed yang tinggi untuk “membekukan” sesuatu benda yang bergerak, beberapa yang lain membutuhkan speed rendah untuk memunculkan efek tertentu yang dikehendaki fotografernya. Dalam penggunaan speed yang rendah, fotografer memerlukan kondisi kamera yang stabil. Biasanya kamera di letakkan pada bidang yang stabil atau tripod (kaki tiga) dan menembak/memotret dengan menggunakan remote shutter untuk menghindari gerakan/goyangan/shaking kamera. Goyangan pada kamera di kecepatan shutter rendah, mengakibatkan blur pada object yang di inginkan tidak blur.

Shutter speed ini juga berkaitan erat dengan besar kecilnya bukaan. Kombinasi antara bukaan lensa kamera dan kecepatan bukaan, berpengaruh terhadap hasil foto.semakin besar bukaan, shutter speed yang di terapkan bisa semakin tinggi. Bahasan ini terkait lagi dengan satu lagi bagian dari triangle exposure yaitu ISO
 
CAHAYA YANG MASUK LEBIH BANYAK PADA SPEED TERBUKANYA LENSA YANG LEBIH RENDAH


3. ISO

Besaran ISO adalah sensitivitas sensor dari kamera dalam menangkap cahaya. Semakin besar atau tinggi nilai ISO, maka semakin besar sensitivitasnya. Misalnya dalam kondisi minim cahaya, biasanya ISO diperlukan semakin tinggi. Kelemahannya, biasanya ISO tinggi menjadikan foto yang di hasilkan menjadi noise ( terdapat bitnik-bintik halus) atau terasa kurang tajam. Beberapa foto justru memang disengaja noise dengan tujuan artistic.

SEMAKIN BESAR ISO, SEMAKIN BANYAK CAHAYA DITANGKAP



Jadi triangle exposure ini adalah panduan untuk menghasilkan foto dengan hasil yang sesuai keinginan kita. paduan yang pas, akan menghasilkan foto yang cantik.

7 komentar:

  1. Wah dapat ilmu baru nih tentang foto memfoto😊 makasih sharingnya mak

    BalasHapus
  2. sama2 mak rita. makasih udah berkunjung

    BalasHapus
  3. Aku jujur belum ngerti banget soal ini. Kalo moto, seringnya masih sekadar mengandalkan rasa. Alhamdulillah, dapet ilmunya di sini. Mudah2an berhasil dipraktikkan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ayo mbak. mulai diterapkan. insyaallah makin cakep hasil fotonya. pakenya kamera apa bunda ayik? coba buka2 handbooknya.

      Hapus
  4. makasih sharenya mba, ini beralku di smartphone jg ga?

    BalasHapus
    Balasan
    1. bisa berlaku kalo smartphonenya bisa di setting iso atau shutternya mbak.

      Hapus
  5. Handbook kameraku belum aku baca mak, tfs mak, reminder nih..baru coba utak atik shutter speed aja soalnya.tapi camdig aku memang bukan kamera pro juga sih hehe

    BalasHapus