Menemukan sebuah komunitas, terutama bagi perantau seperti
aku tentu sangat menyenangkan. Entah itu suatu komunitas yang cara
berkomunikasinya secara langsung/tatap muka lebih banyak dibandingkan dengan
cara berkomunikasi lain, ataupun komunitas maya, yang biasanya komunikasinya
lebih banyak dilakukan melalui internet, meski tak menutup kemungkinan untuk
sesekali kopi darat. Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu
Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu kedelapan.
Bagi saya, sama saja. Asalkan komunitas tadi mendatangkan
rasa nyaman, memiliki kesamaan visi, bisa menjadi tempat berbagi-entah suka
atau duka, dan bisa menjadi tempat mencari ilmu dan amal kebaikan. Boleh jadi,
komunitas itu suatu saat nanti bisa mendatangkan keuntungan material, selain
keuntungan moril yang berupa dukungan atau support-support.
Komunitas pertama secara tatap muka yang saya punya saat ini
adalah komunitas lingkungan rukun tetangga. Bersosialisasi dengan baik bersama
tetangga adalah mutlak perlu. Mereka adalah “saudara terdekat” kita saat ini.
Memiliki hubungan yang baik dengan tetangga tentu saja menyenangkan. Kita
bersama tetangga-tetangga -yang kebetulan dilingkungan saya adalah sesama
perantau-akan saling menjaga. Saling berbagi, saling tolong menolong dalam
perbuatan kebaikan. Tak terbayangkan bila memiliki tetangga yang jahat, atau
berhati dengki, tak nyaman tentu rasanya kita memiliki tetangga semacam itu.
Perbuatan baik pun bila diterjemahkan menjadi perbuatan buruk.
Komunitas yang lain adalah komunitas persatuan orang tua
murid dan guru di sekolah anakku. Komunitas ini tak terlalu intens ku ikuti.
Pertemuan hanya satu bulan sekali. Biasanya dilakukan untuk arisan dan
pertemuan membahas kegiatan/kemajuan belajar anak murid. Tapi alhamdulillah.
Menambah saudara dari pergaulan positif ini. Menggalang dana kecil untuk
sekedar menjenguk yang sedang sakit, atau yang sedang melahirkan. Mengadakan
bakti social, atau mengadakan bazaar kecil di lingkungan sekolah.
Selain kedua komunitas tadi, saya mengikuti beberapa
komunitas online dunia maya. Jaman masih belum musim group facebook sih
komunikasi komunitas dilakukan via mailing list. Karena sekarang yang lagi
booming di Indonesia dalam berkomunitas digalang melalui facebook alias FB,
maka saya ikuti beberapa komunitas online via FB ini. Bila saya membuka daftar
komunitas/group FB yang saya ikuti, ternyata lumayan bejibun. Dari group
ibu-ibu yang isinya bahasan seputaran tips dapur, kesehatan anak, lingkungan rumah
dan pendidikan. Masalah “kasur”, ibu-ibu seperti memiliki kesepakatan tak
tertulis, tak terlihat dan tak terucap bahwa hal itu tabu dibicarakan dimuka
umum. Terkadang beberapa ada juga yang curhat saat marah/memiliki problem rumah
tangga. Namun syukur, sepanjang pengetahuan saya beberapa masih menanggapinya
dengan baik dan berusaha memberikan solusi.
Komunitas group FB lain yang saya ikuti adalah group bakul
kue rumahan. Meski saya bukan bakul kue atau sekedar bakul kue wannabe, tapi
asyik juga gabung dengan mereka. tak enggan mereka berbagi resep, tips dan
trick menghadapi adonan, alat, dan teknik. Hampir serupa dengan group bakul
kue, namun tetap beda adalah group my halal kitchen.
Saya juga mengikuti beberapa group serupa kelas untuk
kepentingan ibu dan anak. Group tersebut antara lain home made healty baby
food, room for children, serta asosiasi ibu menyusui Indonesia. Saya di group ini hanya
menjadi pembaca pasif. ^_^.malu karena sedikit pengetahuan.
Group menulis yang saya ikuti antara lain ibu-ibu doyan
nulis, dan Be a Writer. Banyak ilmu menulis yang ditebarkan di group tersebut.
Group yang lain tentu saja group blogger. Emak-emak blogger
dan Warung Blogger. Namun, karena saya masih blogger taraf belajar, jadi tak
terlalu banyak bisa memberikan sumbangsih juga.hehehe… bisanya baru nyari
ilmunya saja.
paraghraf terakhirnya itu begitu "sesuatu." Pak Sukri belum pulang, Mbak? Pak Dikki jg belum nih :D
BalasHapushehehe..sesuatu cukup cetar kah?xixixi... iya.td malem pulang stlh maghrib.:D
Hapus"Bagi saya, sama saja. Asalkan komunitas tadi mendatangkan rasa nyaman, memiliki kesamaan visi, bisa menjadi tempat berbagi-entah suka atau duka, dan bisa menjadi tempat mencari ilmu dan amal kebaikan." Setuju banget Mama Olla. Saya juga sevisi dengan kalimat ini :D
BalasHapustoast mbak lina.^_^
HapusSetuju sama ini mbak: Komunitas yang ideal buat aku yang seperti keluarga. Ada kehangatan, ada komunikasi dua arah, saling menyayangi, saling menjaga, saling mendukung. Ada sedikit “kisruh”? wajar, bila masih bisa dikomunikasikan.
BalasHapusBtw, baru nyadar liat foto mbak, mirip banget sama sepupu saya lho :)
mbak niar, iya mbak. jadinya nyaman kita. dianggep gitu.hehehe... btw.. jangan2 kita sodaraan.hehehe
Hapus