Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu kelima.
Cinta pertama, terasa begitu indah bagi yang sedang
menyesapnya. Mungkin semanis madu, atau permen loli. Atau bahkan seperti soda
rasa strawberry. Manis, merah, segar, dan sensasi soda yang menusuki lidah.
Mungkin seperti itu. Semua rasa menjadi satu. Semua terasa berbunga-bunga.
Khusus remaja perempuan, hidup terasa lebih pink. Bila bertemu pujaan hati,
jantung berdebar lebih kencang, dan tiba-tiba saja pipi rasanya terbakar. Bila
tak berjumpa sekejap saja, rindu rasanya menyiksa, mendera-dera di dalam dada.
Dan saat cemburu melanda jiwa, seakan seluruh tubuh disulut api menyala-nyala.
Tapi beda jaman, ekspresi cinta pertama berbeda pula. Jaman
saya lagi muda,(serasa udah tua. Eh.. memang udah tua ding. At least lebih tua
jauhhh… dari ABG.hehehe) semua rasa dan gejolak di dada cukup dipendam dalam
hati. Palingggg.. banter ya nulis di buku diary. Buku diary yang dilengkapi
gembok pula. Dan kuncinya, gelantungan di leher jadi liontin kalung. Biar nggak
ada yang buka tuh diary dan baca-baca. Hanya teman-teman terpercaya saja yang
boleh membacanya.
Entahlah sekarang. Sering saya harus geleng-geleng kepala.
Keponakan saya, atau keponakan teman saya, atau adik teman saya yang kebetulan
jadi teman facebook saya. Kok kayaknya tak malu mengumbar perasaan mereka di
“muka umum”. Iya. Facebook itukan seperti Koran mading di tembok tepi jalan
dengan huruf besar-besar. Isinya bisa terbaca siapapun yang masih dalam satu
network (kecuali di setting tertentu). Entah menuliskan status alay tentang
kerinduan mereka, atau apalah status alay lainnya. Sungguh mereka itu seperti
membuka “peta harta karun” kepada semua orang. Bukan hanya kurang pantas
menurut saya, tapi bisa jadi beberan informasi itu menjadi sasaran empuk
penjahat yang sekarang juga makin marak mencari mangsa melalui media social
yang kian murah dan mudah dicapai, bahkan melalui handphone tak terlalu mahal
pun itu. Alhamdulillah, kalau keponakan saya sih akhirnya mengurangi status
alay lebaynya di facebook setelah saya nasehati.
Namun sungguh, sekarang bagi saya, cinta terasa lebih indah
saat telah mengayuh biduk dalam rumah tangga. Romantisme dalam suka dan duka
bersama. Telah teruji bagaimana saat pasangannya dalam kesusahan, dalam
kesakitan, dalam kesulitan, dalam kepahitan. Telah teruji dalam berbagi manis
kehidupan, saling mendukung menggapai kesuksesan. Bukan sekedar kata puitis
romantis tanpa realisasi. Bukan sekedar gombalan saja. Kami belajar memandang
cinta sebagai sesuatu yang sakral. Bagian dari ibadah dalam keyakinan kami.
Membina rumah tangga tak hanya untuk urusan syahwat dan dunia, namun urusan
akherat juga. Bagaimana saling mengingatkan bila salah satu ada yang tengah
terlena. Atau mengingatkan saat ada yang alpa atau terlupa.
Sungguh, elok teramat elok cinta dalam kesakralan rumah tangga.
Meski orang lain berkata bahwa cinta pertama adalah cinta yang terindah, sulit
terlupa. Namun bagiku tidak. Sebab, cinta karena Allah lebih indah untuk
difikirkan. Dan bukan hanya kata-kata “cinta karena Allah”, namun pengamalannya
justru tak tepat. Tidak, buka itu. Kata-kata itu bukan untuk rayuan masa
pacaran sebelum pernikahan. Tapi yang benar pengamalannya. Dengan pernikahan.
Tentu dengan pemahaman penuh, bahwa pernikahan bukan sekedar lembaga
menghalalkan yang belum halal, tapi lebih dari itu. Pernikahan sebagai ibadah,
mengamalkan sunah rasulullah sallalahu alaihi wassalam, menggapai ridha Allah
agar lebih dipermudah dan ditenangkan hatinya saat ibadah.
Eh, ada tapinya nih. Saya sih bisa saja setuju dengan
kalimat “cinta pertama sangat indah dan tak terlupakan”, karena bisa jadi kan, jatuh cinta pertama
kali dengan suami/istri saat telah menikah. ^_*
iya setuju mbaaaa. cinta pertamaku mah cinta monyet jadi ngga diitung xixxixi. Cinta karena Allah lah yang bisa dikatakan cinta sejati. toss mba anik
BalasHapustos mbak.setujuuuuu:D
Hapusanak jaman sekarang mah mang sdh agak berlebihan, foto ciuman aj dpasang, yg sdh merried aj malu majang ft ciumanx, ckckckkck...
BalasHapusiya mbak aty.untung keponakanku gak sampe segitunya.cuma agak alay secara tulisan.smoga anak turunanku gak alay.aamiin
Hapusyang muda yang bercinta ... yang tua minggir aja
BalasHapushahahaha
xixixi..aku masih muda lhooo(ngaku2 bangets) jadi masih bercinta.sama suami.hahahaha...
Hapuscinta pertama memang indah tapi kalau gak jadi suami ya harus dimatikan hehehe
BalasHapushehehe..iyalah mbak.ngapain yak mikirin yg udah lalu. meski aku wanita.(tsahhh..wanita...:D), aku masih pakai logika.:D
Hapus