Rabu, 08 Mei 2013

Cinta Pertama



Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu kelima.

Cinta pertama, terasa begitu indah bagi yang sedang menyesapnya. Mungkin semanis madu, atau permen loli. Atau bahkan seperti soda rasa strawberry. Manis, merah, segar, dan sensasi soda yang menusuki lidah. Mungkin seperti itu. Semua rasa menjadi satu. Semua terasa berbunga-bunga. Khusus remaja perempuan, hidup terasa lebih pink. Bila bertemu pujaan hati, jantung berdebar lebih kencang, dan tiba-tiba saja pipi rasanya terbakar. Bila tak berjumpa sekejap saja, rindu rasanya menyiksa, mendera-dera di dalam dada. Dan saat cemburu melanda jiwa, seakan seluruh tubuh disulut api menyala-nyala.


Tapi beda jaman, ekspresi cinta pertama berbeda pula. Jaman saya lagi muda,(serasa udah tua. Eh.. memang udah tua ding. At least lebih tua jauhhh… dari ABG.hehehe) semua rasa dan gejolak di dada cukup dipendam dalam hati. Palingggg.. banter ya nulis di buku diary. Buku diary yang dilengkapi gembok pula. Dan kuncinya, gelantungan di leher jadi liontin kalung. Biar nggak ada yang buka tuh diary dan baca-baca. Hanya teman-teman terpercaya saja yang boleh membacanya.

Entahlah sekarang. Sering saya harus geleng-geleng kepala. Keponakan saya, atau keponakan teman saya, atau adik teman saya yang kebetulan jadi teman facebook saya. Kok kayaknya tak malu mengumbar perasaan mereka di “muka umum”. Iya. Facebook itukan seperti Koran mading di tembok tepi jalan dengan huruf besar-besar. Isinya bisa terbaca siapapun yang masih dalam satu network (kecuali di setting tertentu). Entah menuliskan status alay tentang kerinduan mereka, atau apalah status alay lainnya. Sungguh mereka itu seperti membuka “peta harta karun” kepada semua orang. Bukan hanya kurang pantas menurut saya, tapi bisa jadi beberan informasi itu menjadi sasaran empuk penjahat yang sekarang juga makin marak mencari mangsa melalui media social yang kian murah dan mudah dicapai, bahkan melalui handphone tak terlalu mahal pun itu. Alhamdulillah, kalau keponakan saya sih akhirnya mengurangi status alay lebaynya di facebook setelah saya nasehati.

Namun sungguh, sekarang bagi saya, cinta terasa lebih indah saat telah mengayuh biduk dalam rumah tangga. Romantisme dalam suka dan duka bersama. Telah teruji bagaimana saat pasangannya dalam kesusahan, dalam kesakitan, dalam kesulitan, dalam kepahitan. Telah teruji dalam berbagi manis kehidupan, saling mendukung menggapai kesuksesan. Bukan sekedar kata puitis romantis tanpa realisasi. Bukan sekedar gombalan saja. Kami belajar memandang cinta sebagai sesuatu yang sakral. Bagian dari ibadah dalam keyakinan kami. Membina rumah tangga tak hanya untuk urusan syahwat dan dunia, namun urusan akherat juga. Bagaimana saling mengingatkan bila salah satu ada yang tengah terlena. Atau mengingatkan saat ada yang alpa atau terlupa.

Sungguh, elok teramat elok cinta dalam kesakralan rumah tangga. Meski orang lain berkata bahwa cinta pertama adalah cinta yang terindah, sulit terlupa. Namun bagiku tidak. Sebab, cinta karena Allah lebih indah untuk difikirkan. Dan bukan hanya kata-kata “cinta karena Allah”, namun pengamalannya justru tak tepat. Tidak, buka itu. Kata-kata itu bukan untuk rayuan masa pacaran sebelum pernikahan. Tapi yang benar pengamalannya. Dengan pernikahan. Tentu dengan pemahaman penuh, bahwa pernikahan bukan sekedar lembaga menghalalkan yang belum halal, tapi lebih dari itu. Pernikahan sebagai ibadah, mengamalkan sunah rasulullah sallalahu alaihi wassalam, menggapai ridha Allah agar lebih dipermudah dan ditenangkan hatinya saat ibadah.

Eh, ada tapinya nih. Saya sih bisa saja setuju dengan kalimat “cinta pertama sangat indah dan tak terlupakan”, karena bisa jadi kan, jatuh cinta pertama kali dengan suami/istri saat telah menikah. ^_*


8 komentar:

  1. iya setuju mbaaaa. cinta pertamaku mah cinta monyet jadi ngga diitung xixxixi. Cinta karena Allah lah yang bisa dikatakan cinta sejati. toss mba anik

    BalasHapus
  2. anak jaman sekarang mah mang sdh agak berlebihan, foto ciuman aj dpasang, yg sdh merried aj malu majang ft ciumanx, ckckckkck...

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak aty.untung keponakanku gak sampe segitunya.cuma agak alay secara tulisan.smoga anak turunanku gak alay.aamiin

      Hapus
  3. yang muda yang bercinta ... yang tua minggir aja

    hahahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. xixixi..aku masih muda lhooo(ngaku2 bangets) jadi masih bercinta.sama suami.hahahaha...

      Hapus
  4. cinta pertama memang indah tapi kalau gak jadi suami ya harus dimatikan hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe..iyalah mbak.ngapain yak mikirin yg udah lalu. meski aku wanita.(tsahhh..wanita...:D), aku masih pakai logika.:D

      Hapus