Senin, 26 Desember 2011
Manusia Biru Kecil (resensi film "Smurf the Movie)
Anda ingin merasakan euforia kebahagiaan secara instan? No..no..no...bukan dengan meminum ex- taxi, sebentuk pil kecil yang ukurannya 11-12 dengan upil yang terbuat dari rongsokan taxi.hehehe... anda cukup pindah ke kampung "leprechaun species" berwarna biru dengan topi uniknya. dan...minta pada Papa Smurfs tuk merubah anda menjadi Smurfs yang sesuai dengan karakter anda melalui cipratan dan spell dari magic potionnya. dan traraaa....just sit back and relax. And...don't forget to use your imagination.
Film "Smurfs the Movie" ini bukan bercerita tentang berubahnya manusia biasa, yang terbiasa atau biasanya terbebani dengan "problemo" hidup manusia yang sepertinya komplikasi..eh..complicated, meski terkadang sangat..sangat...sederhana. karena terkadang manusia menjalaninya tidak dengan perasaan ikhlas/unhappy feeling.("oh my God! Itu tuduhan serius terhadap spesies yang bernama manusia! Tidak semua manusia seperti itu tau!"). Ya..ya..memang tidak semuanya. seperti yang terjadi pada Patric Winslow yang berbahagia dengan jabatan barunya a.k.a baru dipromosikan menjadi seorang marketing executive dengan masa percobaan, pada sebuah perusahaan kosmetik "Anjelou". Dia memiliki istri yang cantik dan segera memiliki bayi, alias istrinya lagi tekdung.
tapi kehidupan tenang mereka terusik oleh "kedatangan" si blue leprechaun. tak lain adalah segerombolan smurfs-semula diharapkan membawa keberuntungan- yang sedang dikejar oleh tukang sihir jahat bergigi tonggos bernama Gargamel beserta kucingnya. Gargamel sangat ingin menangkap Smurfs dengan Happy Essensnya, yang konon memiliki kekuatan super. Lalu..dimulailah aksi petualangan smurfs -dengan bantuan suami istri Winslow-yang lumayan seru untuk tontonan anak-anak.
Dengan setting kota New York, setelah mereka melalui sebuah "tunel ajaib" yang timbul dari matra-mantra dan posisi bulan biru dengan dampingan rasi bintang khusus. Bulan biru itu sendiri muncul dari "pewarnaan" magic potion with the special magic spellsnya Papa Smurfs. sungguh saya nggak nyangka. karena awalnya aku pikir bakalan kurang lebih sama dengan komiknya, salah satu komik kesukaanku jaman muda bin unyu dulu. Kupikir setting filmnya akan hanya di desa mungil dengan rumah-rumah jamurnya (aku belum liat posternya.hehehe..). Lucu saat smurfs kecil ini berlarian di Mall, terutama di seksi mainan anak-anak. beberapa anak merengek pada ibunya, agar mereka dibelikan "mainan smurfs" itu. film ini hadir dalam tayangan 3D dengan bauran lembut antara karakter CGI atau (Computer Generated Imagery) dengan artis asli. Pelajaran yang bisa diambil anak-anak dari film ini antara lain kesetiakawanan, keteguhan, keberanian, emm..apa lagi ya? pokoke self confident.
Film besutan sutradara Raja Gosnel, dan dibintangi oleh Hank Azzaria, Neil Patrik Harris, Jayma Mays, Katty Perry, dan sebagainya, ini bukan merupakan tontonan orang dewasa.bersifat menghibur anak-anak. bolehlah..buat hiburan seluruh keluarga.
gimana akhir cerita perjuangan para Smurfs melawan Gargamel, dan bagaimana akhir karir Patric Winslow? Silakan disimak sendiri.^_^
Labels:
movies and books
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
rajin juga mba anik nulisnya... tapi yg ini belum dishare ke BAW yaa
BalasHapus