Jumat, 30 Desember 2011

Ibu Rumah Tangga

Disingkat menjadi IRT, adalah jabatanku sekarang. Banyak orang sangat memandang sebelah mata pada jenis karir ini, apalagi bila dia hanya menjadi ibu rumah tangga saja alias stay at home mom. Padahal jenis karir yang ini sungguh berat. kenapa aku bilang berat, karena nggak ada spesialisasi khusus yang dia pegang. Semacam General Manager yang juga menjadi eksekutor dari kebijakan sang GM itu sendiri. Sering kali, tak ada pendelegasian tugas pada bawahan. Apalagi pada ibu rumah tangga yang tidak memiliki asisten rumah tangga.

Segala macam peran diemban oleh seorang  ibu dengan segala keterampilannya. Dari masalah nutrisi-atau lazim disebut masak- namun untuk ibu rumah tangga masakini, tuntutan menghitung kandungan nutrisi dan diet sehat untuk keluarga sangat diperlukan, selain masalah rasa (baca=enak). Apalagi jaman sekarang banyak sarjana baik sarjana muda atau D3, sarjana S1, dan ada juga S2 yang mendedikasikan diri untuk berkarir di bidang ini. Jadi pertimbangan masalah nutrisi yang tentu terkait dengan kesehatan keluarga, serta kontribusi nutrisi pada kecerdasan sangatlah menjadi tuntutan, menjadi pertimbangan. Ibu rumah tangga yang bukan lulusan sarjana pun, sekarang mendapatkan dukungan dengan kemajuan teknologi dan dukungan lingkungan-seperti PKK dan Posyandu- untuk mengakses informasi seputar nutrisi.

Selain sebagai ahli masak, ibu rumah tangga juga dituntut menjadi seorang manager keuangan yang tidak saja mengatur anggaran belanja-yang disesuaikan dengan pendapatan, sekaligus pelaksana anggaran pembelanjaan. Tak ada controler lain disini. controlernya juga adalah dirinya sendiri. Dia harus bisa mengendalikan pembelanjaan diluar anggaran yang telah ditentukan, karena kelebihan dari budget, sesedikit apapun sebaiknya masuk tabungan, mengingat masa depan.hehehe... baik merencanakan pendidikan anak(baca=menyekolahkan) dimana jaman sekarang perlu biaya yang tidak sedikit, juga untuk perencanaan kebutuhan primer dan sekunder lainnya yang berharga lumayan mencetekkan kantong, atau bahkan sulit terjangkau dibeli cash bila tak ada tabungan, seperti rumah, mobil, ataupun berhaji.

Selain itu, seorang ibu rumah tangga juga bertindak sebagai perawat. Dia merawat, baik dirinya sendiri maupun keluarganya. Suaminya, anak-anaknya, atau bahkan orang tua atau mertuanya. Pengetahuan masalah kesehatan sangatlah penting bagi seorang ibu rumah tangga. Semisal, penanganan demam dan pengetahuan macam-macam demam. Perlu untuk melakukan pertolongan pertama macam apa. Pengetahuan obat herbal juga penting, terutama untuk dikonsumsi anak bayi atau saat dirinya tengah mengandung bayi.

Tak hanya itu, ibu rumah tangga juga berlaku sebagai guru/mentor/trainer. Baik guru dalam artian harfiah-membantu membimbing belajar anak saat belajar di rumah ataupun saat menjadi guru home schooling, ataupun guru sebagai teladan bagi anaknya atau bahkan untuk teladan lingkungan sekitarnya. Ini sangat penting. karena mendidik tak hanya secara akademis, tapi juga secara mental anak. mempersiapkan anak menjadi pribadi unggul, baik akademis, mental, dan juga spiritual. Menjadi seorang teladan, juga memudahkan masukkan pendidikan kehidupan pada anak, jadi anak lebih mudah menyerap dibandingkan bila tak ada panutan yang mendampinginya.

Tapi seorang ibu rumah tangga juga bertindak sebagai murid. bertindak seperti sponse dengan filter yang baik, akan menyerap seluruh pengetahuan, untuk memperkaya otak dan hatinya. Menyerap setiap kejadian dalam hidupnya, baik dan buruk, untuk diambil hikmahnya.

Seorang ibu rumah tangga juga bertindak sebagai janitor-pesuruh dirinya sendiri. membersihkan rumah beserta perabotannya. Juga sebagai laundry worker. terkadang menjadi seorang repair worker juga. Entah menambal celana atau panci bolong, menyemen ubin yang terlepas, bahkan beberapa ibu berani naik genteng untuk membetulkan atap bocor.wow...

Masih banyak tugas lain yang dilakukan seorang ibu rumah tangga. Bahkan beberapanya menyambi sebagai wanita pekerja/wanita karir juga, baik untuk menambah pemasukan secara ekonomis dalam keluarga, juga sebagai wujud eksistensi pada lingkungannya dengan profesi apa saja. Pada khususnya stay at home mom, beberapa tetap menjalankan aktivitas yang menghasilkan lembaran maupun koin rupiah (dollar juga bisa). Menjadi seorang penulis- seperti kebanyakan teman saya, menerima pesanan cake dan segala kue-kuean, menjalankan bisnis laundry profesional, memiliki sebuah bimbel atau warnet, memiliki online shop ataupun usaha jasa lain yang bisa dikendalikan melalui internet, atau bidang usaha lain dengan tetap tinggal di rumah.

Kehadiran seorang asisten rumah tangga -meski seorang ibu, terutama yang telah terbiasa memakai jasa asisten rumah tangga, peran asisten tak dapat dikecilkan. namun sesungguhnya hanya sedikit memperingan pekerjaan seorang ibu rumah tangga. karena sesuai judulnya, asisten atau pembantu. berfungsi hanya membantu. coba lihat, bila saat hari raya, asisten rumah tangga berbondong-bondong pulang kampung. dan tak mudah mencari asisten yang cocok dalam segala hal. banyak kompromi yang harus dilakukan oleh seorang ibu rumah tangga saat memiliki asisten rumah tangga. lebih banyak asisten sulit diatur, dibandingkan dengan yang sesuai dengan kemauan sang ibu rumah tangga.

Sangatlah diperlukan kerja sama dengan seluruh anggota keluarga. Untuk pasangan muda dan belum memiliki momongan mungkin belum terlalu repot. Tapi diperlukan dukungan sang suami untuk menghadang gunjingan "kenapa belum diberikan momongan", dan saat sang istri hamil, diperlukan seorang suami siaga. begitu pula saat si anak telah lahir. dari bantuan-bantuan ringan namun penting pas pendampingan asi ekslusif, juga saat ibu menderita sakit. seorang ibu sangat perlu bantuan, meski sesungguhnya mereka lebih sering tetap beraktivitas atau bahkan terkadang mengabaikan rasa sakitnya demi berlangsungnya kegiatan rumah tangganya. Oleh karena itu, hargailah seorang ibu, baik ibu anda,  tetangga anda, istri anda, ataupun anda sendiri. agar hidup menjadi lebih indah.

*catatan ini lebih menjadi pengingat untuk diri saya sendiri dalam hal apa saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar