EFEK RUMAH KACA |
Gas rumah kaca adalah gas-gas yang berada di atmosfer baik
itu timbul secara alami ataupun timbul sebagai efek kegiatan manusia, baik
dalam produksi, ataupun transportasi. Gas rumah kaca yang timbul secara alami misalnya
adalah ditimbulkan dari : penguapan, letusan gunung berapi, pernafasan, dan
produk sampingan. Produk sampingan disini adalah hasil dari pembusukan, ataupun
sisa hasil pencernaan terutama pada hewan.
Gas rumah kaca yang timbul akibat kegiatan produksi ataupun
transportasi manusia antara lain, timbul karena pembakaran bahan bakar fosil,
efek kegiatan industri, serta kegiatan
rumah tangga sehari-hari.
Gas-gas rumah kaca paling banyak komponennya adalah uap air,
gas karbon dioksida, metana, nitrogen oksida, dan beberapa gas lain hasil dari
kegiatan industri semisal kloro fluoro karbon (CFC) dan Hidro fluoro karbon
(HCFC-22).
Sinar matahari yang menyinari permukaan bumi, sebagian
dipantulkan keluar atmosfer, sebagian lagi pantulannya dipantulkan kembali oleh
lapisan gas-gas yang berada di atmosfer, yang bersifat sebagai insulator panas.
Hal inilah yang disebut sebagai efek rumah kaca. Efek rumah kaca inilah yang
mengakibatkan peningkatan suhu bumi secara ekstrim, dan peningkatan ini
mengakibatkan perubahan iklim secara ekstrim. Mencairnya es kutub. Efek berantainya kemudian adalah
naiknya permukaan laut, perubahan arus angin, terganggunya ekosistem, dan
sebagainya. Perubahan iklim yang terjadi akhir-akhir ini, mengakibatkan
pergeseran musim yang sulit untuk diprediksi, serta aneka bencana alam efek
darinya.
Perubahan iklim secara ekstrim, menuntut manusia untuk
merubah pola/gaya hidup. Manusia perlu beradaptasi terhadap cuaca yang tak
menentu dan sulit untuk diprediksi, dan bencana-bencana alam yang diakibatkan
oleh adanya perubahan iklim ekstrim ini.
Pada tingkat dunia, PBB membuat sebuah kebijakan perjanjian
antara Negara. Kebijakan perjanjian antar Negara terbaru adalah Protokol Kyoto.
Protokol Kyoto adalah amandemen
terhadap Konvensi
Rangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC), yang berisikan persetujuan internasional
mengenai pemanasan global. Negara-negara yang
meratifikasi protokol ini berkomitmen untuk mengurangi emisi/pengeluaran karbon
dioksida dan lima
gas rumah
kaca lainnya.
Banjir sebagai salah satu akibat perubahan iklim |
Akibat berantai karena perubahan iklim. banjir dan macet. |
Pada
tataran masyarakat langsung, perlu beradaptasi dengan perubahan iklim.
Bentuk-bentuk adaptasi masyarakat terhadap perubahan iklim adalah, sebagai
berikut :
- Pembuatan lumbung pangan. Pembuatan lumbung pangan sebagai cadangan di masa paceklik/musim kekurangan pangan, baik karena diakibatkan musim kemarau berkepanjangan, ataupun dikarenakan hujan/badai/banjir yang merusak tanaman pangan.
- Modifikasi tanaman pangan. Beberapa ilmuan berhasil menemukan varietas-varietas tanaman yang tahan kering, atau tahan air. Sehingga kemungkinan kekurangan pangan karena perubahan iklim dapat diminimalisir.
- Diversifikasi pangan. Perlu dilakukan juga agar meningkatkan ketahanan pangan. Beberapa jenis tanaman pangan tak bisa beradaptasi dengan perubahan iklim ekstrim.
- Teknologi pengolahan pangan agar lebih awet namun tak merusak kandungan gizi. Utamanya pada produk hasil laut, karena saat musim badai, nelayan-utamanya nelayan tradisional-tidak bisa melaut.
- Kemandirian pangan bagi tiap daerah. Terkait dengan empat poin di atas. Sehingga saat terpaksa terisolasi dikarenakan adanya bencana alam, masih mampu menyokong hidup daerah tersebut hingga bantuan datang, atau dampak bencana teratasi.
- Penemuan teknologi pembangkit listrik non konsumsi bahan bakar fosil/bahan bakar penghasil emisi gas rumah kaca. Bentuknya antara lain pembangkit listrik tenaga turbin air, pembangkit listrik tenaga turbin angin, dan pembangkit listrik tenaga surya. Sekarang industri otomotif juga tengah Marak dikembangkan mobil/motor/alat transportasi berenergi listrik. Selain mengurangi polutan, juga mengurangi emisi gas rumah kaca. Sekecil apapun bentuk partisipasi mengurangi emisi gas rumah kaca sungguh berarti.
- Mitigasi/upaya penanggulangan bencana alam, utamanya bencana akibat perubahan iklim ekstrim. Diantaranya pembuatan tanggul-tanggul sungai, penguatan tanggul yang telah ada. Membuat kanal-kanal banjir, pembersihan teratur gorong-gorong atau saluran air, baik di dalam tanah ataupun di permukaan tanah. Hal lain yang terkait mitigasi bencana adalah mempersiapkan komunikasi dan kordinasi terkait terjadinya bencana. Semisal pengkoordinasian pengungsi, pengkoordinasian penampungan/pengungsian, pengkoordinasian bantuan baik pangan, pengobatan, maupun transportasi saat bencana.
- Melakukan sedikit modifikasi cuaca dengan sistem jumping process. Jumping process adalah bentuk modifikasi cuaca dengan cara menambahkan material bahan semai yang mempercepat perubahan awan menjadi hujan, agar hujan tak jatuh di lokasi yang ingin di hindarkan. Semisal untuk mengurangi intensitas hujan agar tak terlalu deras, untuk menghindarkan banjir.
- Meningkatkan kesadaran kesetiakawanan sosial. Membantu masyarakat miskin yang seringkali menjadi korban terdampak bencana terparah dikarenakan keterbatasan yang mereka miliki. Bantuan dalam bentuk uang, ataupun barang (makanan,obat-obatan, pakaian, tenda dan sebagainya).
- Meningkatkan kesadaran untuk menabung.
Demikian bentuk-bentuk adaptasi masyarakat terhadap
perubahan iklim.
Organisasi internasional yang turut bergerak dan
berperanserta dalam mendidik masyarakat untuk beradaptasi terhadap perubahan
iklim, salah satunya adalah Oxfam. Pergerakan dalam bentuk edukasi adaptasi
perubahan iklim itu sendiri merupakan sebagian kegiatan Oxfam dalam
pemberdayaan masyarakat, utamanya masyarakat miskin. Oxfam adalah konfederasi
Internasional dari tujuh belas organisasi yang bekerja bersama di 92 negara
sebagai bagian dari sebuah gerakan global untuk perubahan, membangun masa depan
yang bebas dari ketidakadilan akibat kemiskinan. Oxfam sendiri awalnya didirikan
di Oxford,
United Kingdom/Inggris, pada
tahun 1942 : the Oxford
Committee for Famine Relief. Komite Oxford untuk mengatasi kelaparan.
Kemudian Oxfam memperjuangkan tercapainya tujuan dari :
- hak atas penghidupan yang berkelanjutan
- hak untuk pelayanan sosial dasar
- hak untuk hidup dan keamanan
- hak untuk didengar
- hak untuk identitas
Oxfam percaya bahwa kemiskinan dan ketidakberdayaan dapat dihindari dan dapat dihilangkan oleh
tindakan manusia dan kemauan
politik. Hak untuk mendapatkan mata
pencaharian yang berkelanjutan, dan hak dan kapasitas untuk berpartisipasi dalam
masyarakat dan membuat perubahan positif bagi kehidupan masyarakat merupakan kebutuhan dasar manusia dan hak-hak yang dapat
dipenuhi.
Meskipun keprihatinan awal Oxfam adalah penyediaan makanan
untuk mengurangi kelaparan, selama
bertahun-tahun organisasi telah
mengembangkan strategi untuk memerangi
penyebab kelaparan. Selain makanan dan obat-obatan, Oxfam juga menyediakan alat
untuk memungkinkan orang untuk
menjadi mandiri dan membuka
pasar perdagangan internasional di mana kerajinan dan
menghasilkan dari daerah miskin
di dunia dapat dijual
dengan harga yang adil untuk manfaat produser.
Program Oxfam memiliki tiga poin utama fokus: pengembangan kerja, yang mencoba untuk mengangkat masyarakat keluar dari kemiskinan dengan jangka panjang, solusi berkelanjutan berdasarkan kebutuhan mereka, pekerjaan kemanusiaan, membantu mereka yang segera terkena dampak konflik dan bencana alam (yang sering menyebabkan ke pembangunan jangka panjang kerja), khususnya di bidang air dan sanitasi, kampanye dan pelobi, advokasi dan populer, mencoba untuk mempengaruhi keputusan kebijakan tentang penyebab konflik di tingkat lokal, nasional, dan internasional.
Oxfam bekerja pada perdagangan keadilan, perdagangan yang adil, pendidikan, utang dan bantuan, mata pencaharian, kesehatan, HIV / AIDS, kesetaraan gender, konflik (kampanye untuk perjanjian perdagangan senjata internasional) dan bencana alam, demokrasi dan hak asasi manusia, dan perubahan iklim.
Program Oxfam memiliki tiga poin utama fokus: pengembangan kerja, yang mencoba untuk mengangkat masyarakat keluar dari kemiskinan dengan jangka panjang, solusi berkelanjutan berdasarkan kebutuhan mereka, pekerjaan kemanusiaan, membantu mereka yang segera terkena dampak konflik dan bencana alam (yang sering menyebabkan ke pembangunan jangka panjang kerja), khususnya di bidang air dan sanitasi, kampanye dan pelobi, advokasi dan populer, mencoba untuk mempengaruhi keputusan kebijakan tentang penyebab konflik di tingkat lokal, nasional, dan internasional.
Oxfam bekerja pada perdagangan keadilan, perdagangan yang adil, pendidikan, utang dan bantuan, mata pencaharian, kesehatan, HIV / AIDS, kesetaraan gender, konflik (kampanye untuk perjanjian perdagangan senjata internasional) dan bencana alam, demokrasi dan hak asasi manusia, dan perubahan iklim.
***
kereen tulisannya, Mbak..
BalasHapusGutlak yaa..
makasih mbak linda.aamiin.:)
HapusBagus mba langsung ke sasaran.adaptasi memang perlu ya mba biar kita bisa bertahan hidup thd perubahan yg terjadi
BalasHapusaku fokus ke bagian adaptasi aja mbak windi.yup.emang ini kudu jadi perhatian serius bagi masyarakat maupun pemerintah.apalagi indonesia wilayah rawan bencana.
HapusSukses ya, mba anik :)
BalasHapusaamiin.makasih mbak risa.:D
Hapuswaw, tema yg diusung up to date dan materi isinya mudah dipahami..
BalasHapussmoga sukses y Bunda..
aamiin.makasih mbak yuni.^_^
HapusKomplit dan bikin aku "melek." Moga sukses, mba anik :-)
BalasHapusmakasih mbak ela.your apreciation and support is something good 4 me.aamiin.success for u 2.:D
HapusBanyak juga poin2 mbak Anik ttg adaptasi lingkungan di sini ... gutlak yaa
BalasHapusmbak niar.mayan mbak.hasil baca koran2 setumpuk.he,e,e.aamiin.makasih.:D
Hapussemoga sukses ikutan kontesnya ya
BalasHapusmakasih mbak mira.aamiin
BalasHapusNice post dan sangat mendidik,,,
BalasHapusPlease visit my blog:
http://humanitariangrantprogram.blogspot.com/
makasih kunjungannya. maaf baru balas. insyaallah saya berkunjung.
BalasHapus