Keren bener deh buku ini. Disampaikan secara santai ala
obrolan ibu-ibu curhat, eits..tapi bukan ngegosip yak.
Membaca buku ini,
seperti membaca sebagian diri saya sendiri. Seorang ibu rumah tangga ‘saja’
yang memang kesehariannya berkutat dengan kesibukan sebagai full time mother
sebagai karir sejatinya. Sedari pagi setelah ibadah, mempersiapkan sarapan,
mempersiapkan masakan dan bekal, membereskan ‘kapal pecah’ sehabis masak,
memberikan sarapan pada keluarga, mencuci baju, memandikan anak, dan lain-lain
dari pagi hingga petang. Apalagi sebagai ibu rumah tangga tanpa assistant rumah
tangga, sungguh pekerjaan yang berat.
Ehemm.. di sini dituliskan sebagai pekerjaan yang berat bukan dengan maksud mengeluh lho. Dan sering kali, pekerjaan yang berat itu masih dipandang sebelah mata oleh kebanyakan orang, baik yang bergender laki-laki maupun perempuan itu sendiri.
Pada kenyataannya, seperti yang
tertulis dalam buku ini, menjadi ibu rumah tangga yang sejati diperlukan otak,
dan otot. Perpaduan diantara keduanya bersinergi menjadi pengetahuan akan
ketrampilan menjadi ibu rumah tangga cerdas, yang mampu bekerja secara efektif
dan efisien, dan tentu saja disertai doa.
Menjadi seorang ibu, tak ubahnya
seorang manager suatu institusi/perusahaan. Bagaimana menjadikan sebuah
pekerjaan cepat selesai dengan efisien dan efektif dan tetap memiliki waktu untuk
dinikmati sendiri disela kesibukan mengurus keluarga. Salah satu contoh adalah,
bagaimana memasak berbagai ragam makanan dalam waktu singkat, mengoptimalkan
jumlah kompor yang menyala, mengatur panasnya, disela-sela kegiatan
menghasilkan masakan yang lain. Coba bila tanpa strategi, satu jam tak akan
cukup.
Dan yang paling memerlukan strategi seorang ibu rumah tangga
masalah pendidikan anak. Bagaimana menciptakan generasi cerdas kreatif dengan
iman taqwa menuju sebentuk manusia berguna dunia akherat.
Dan menjadi ibu rumah tangga saja sebenarnya merupakan
bentuk pemuliaan bagi wanita. Saya masih ingat saat belum resign dari pekerjaan
terakhir. Untuk menuju tempat kerja saya, transportasi yang paling efisien
secara waktu adalah KRL ekonomi. Dari rumah hingga ke kantor cukup ditempuh
dalam waktu 15 menit. Sangat cepat. Berbeda bila saya tempuh dengan kendaraan
lain. Tau kan…Jakarta macet. Bisa 1,5 jam bahkan lebih. Sampai
kantor sudah sangat lelah. Tapi ya…itu. KRL ekonomi di Jakarta sangat tidak manusiawi. Bahkan menampung
melebihi kapasitas penumpang lebih dari 200%(hasil saya baca di Koran). Dan karena
daya tampungnya yang ‘gila’ itu, para penumpangnya seperti ‘kehilangan’ empati
dan simpati dengan sesamanya. Saat itu saya sedang hamil pun, tak mendapatkan
simpati bahkan dari laki-laki dengan cara memberi tempat sekadar berdiri
ataupun duduk. Yang ada, ibu hamil tetap bergelantungan. Hiyy..serammm…
Eh, malah jadi curhat. Hehehe…pokoknya intinya buku ini
keren banget. Memberikan kisi-kisi gambaran menjadi ibu rumah tangga bahagia,
suka dan dukanya, serta kurang lebih cara mengatasi duka saat menjadi ibu rumah
tangga yang tentu saja ‘mostly rempong’ dengan gaya tutur asyik. Mbak Leyla juga memberikan
contoh-contoh dari rumah tangga Rasullullah Muhammad sendiri, sahabat-sahabat
Nabi, dan teladan-teladan lainnya. Juga memberikan contoh-contoh nyata dari
kehidupan sekitarnya tanpa ‘pointing a finger at some one’.
Pokoknya yang mau bersiap-siap berumah tangga dan ‘being a
full time mom’, boleh deh buku ini jadi rujukan. Selamat membaca..^_^
Makasih dah baca bukuku, mba Anik....
BalasHapusMba Anik bisa nulis sekuelnya tuuh, hehe
hehehe..asyik ternyata bacanya.spt baca diary mbak ela:D
BalasHapusKeren ^^
HapusMemang ya kalo baca buku2 spt ini, rasanya seperti penulisnya menuliskan ttg kita :)
pengen baca, :-) sukses juga untuk mbak Anik yaaa... di mana pun kita bisa jadi orang sukses kan, meski hanya di dalam rumah, :-) salam untuk Ola dan Kin...
BalasHapus