Rabu, 15 Januari 2014

Mana Pilihan Kamu : Kompor atau Kulkas

Hehehehe... bukan,ini bukan sedang menawari kalian untuk membeli kulkas atau kompor dagangan. Lha iya. aku belum menjadi pedagang alat rumah tangga. Pengennya sih iya. Tapi modalnya kan kudu besar. Eh.. ini juga bukan nawarin hadiah lho. Lha aku sendiri cuma punya kompor satu, dan kulkas satu pintu satu. itu juga beli dari jaman jebot. Alhamdulillah, keduanya dikasi awet. Ini tentang curhatanku. ^_^

Ini tentang pilihan sikap saat dicurhati entah teman, tetangga, atau sodara. Kalian milih menjadi kompor meleduk yang makin membakar emosi, atau justru menjadi kulkas yang ngademin? Kalo aku... sepanjang ini masih bercita-cita menjadi kulkas untuk curhatan sahabatku. tapi... ya itu. seringkali masih terseret arus emosi teman. Merasanya kompor itu adalah bentuk solidaritas teman. E... jangan salah tapi yak. Sesekali aku sangat menikmati menjadi kompor, terutama untuk urusan positif. Nyemangatin gitu deh ceritanya. Hehe..

Sebenarnya apa sih yang dibutuhkan seorang teman yang curhat? terutama masalah yang berkaitan dengan emosi. Sependek pengetahuanku sih, ya dukungan. Namun, dukungan seperti apa yang sesungguhnya mereka butuhkan? Bila kalian tanya langsung ke si pemilik masalah, pastilah jawabannya beragam.
"Loe bantuin gue gamparin dia napa?" atau...
"Bantu gue buat nggak nyapa dia lagi..." atau..
"Gue cuma butuh loe sebagai 'tempat sampah'.."
"Gue cuma butuh tepukan menenangkan.."
atau entah apa lagi.

Tapi sungguh, dibalik semua masalah itu, yang dibutuhkan teman yang sedang curhat adalah solusi dari permasalahannya. Bukan untuk memperunyam masalah. Mereka butuh didinginkan kepalanya agar hati tak terbakar emosi, sehingga mereka mampu berpikir jernih dalam menganalisa masalah yang ada dan menemukan solusinya.

So, apa saja yang kira-kira diperlukan?
1. Dengarkan. Luangkan waktumu sejenak untuk mendengarkan curhatan mereka. Itu adalah bentuk dukungan mendasar bagi orang yang ingin curhat.

2. Dinginkan. Jangan membakar emosi yang telah terbakar. tak ada gunanya. Kemungkinan yang ada adalah memperunyam masalah. Bahkan bisa jadi diri kita sendiri ikut terlibat dan dibelit masalah. Berkata-katalah yang baik. Bantulah untuk menenangkannya. Jika dia menangis, berikan entah tissue atau sapu tangan. Ajaklah duduk, mengambil nafas panjang, dan berikan air putih. Bila masih merasa emosi setelah sesi curhat dan lain-lain, ajaklah membasuh muka atau berwudhu. kemudian sebut nama Tuhan atau istighfar.

3. Bantu menemukan solusi sepanjang kita bisa. Tergantung permasalahan yang dia hadapi. Bila perlu bantu mencari bantuan pihak berwenang bila menyangkut keselamatan.

4. Terkadang setelah curhat, mereka hanya butuh untuk sendiri.

5. Ada yang mau nambahin? ^_^

Tapi tau nggak, sering kali kita sendiri sulit menemukan teman curhat terpercaya. So, what we have to do? Kita kan punya Tuhan, Allah adalah tempat curhat sebaik-baiknya. Curhatlah dalam doa-doa yang panjang, sujud-sujud yang dalam, dan Allahlah tempat terbaik kita berharap.

 
 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاةِ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ

Wahai orang-orang yang beriman, mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.

#mari berbagi mutiara hikmah. insyaallah berbagi mutiara ini tak akan rugi dan makin banyak.

13 komentar:

  1. Inspiratif Mbaaak :)

    Bener, kita bisa milih, mau jadi kompor apa kulkas? :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih kunjungannya mbak brina. Peluk jauh untuk ulfa dan zaid

      Hapus
  2. suka dgn postingan ini.. smoga bs jd kulkas ya hehe..

    BalasHapus
  3. Kalo yg dicurhati itu sangat sayang dan overprotective biasanya ikut kebakar mba :-)

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. pengennya jadi kompor untuk hal-hal yang positif dan milih jadi kulkas untuk hal2 sebaliknya

    BalasHapus
  6. beuh... ini tulisan yg kereeeenn..
    jempoool banget!

    BalasHapus
  7. tapi sekarang aku lagi kpingin mesin cuci, Mbak..
    *kabooorr.. sama Jaka Sembung naik ojek.. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mbk linda. Moga2 segera dikejar tukang ojek.eh... Moga2 segera dapet mesin cuci pengganti

      Hapus
  8. terkadang menjadi pendengar yang baik pun tidak gampang

    BalasHapus
    Balasan
    1. benar. tak mudah menjadi pendengar yang baik. dan menerima masukan positif pun sama tak mudahnya. mungkin awalnya cenderung terdengar seperti tak berempati. padahal justru itulah hal yang sebenarnya dibutuhkan.

      Hapus