Selasa, 07 Agustus 2012

Mudik Lebaran Paling Mendebarkan


Menikah ternyata telah merubah ritual lebaranku pada jaman masih bujang. Yang jaman masih bujang, tinggal bawa diri aja pulang kampung dan tidak terlalu memusingkan barang bawaan atau oleh-oleh karena biasanya telah ku paketkan beberapa hari sebelum tanggal keberangkatan. Dan isi oleh-olehnya pun baju tuk keponakanku yang jumlahnya belum begitu banyak. Tapi ternyata, banyak hal berubah setelah menikah. Apalagi setelah punya anak sendiri.

Lebaran setelah menikah harus banyak persiapan. Dari persiapan jauh-jauh hari merancang cuti suami, memesan tiket, menyiapkan segala baju dan pernak-pernik bepergian dari aku, suamiku hingga anakku, persiapan angpao lebaran, sampai mencari oleh-oleh untuk keluarga di kampung. Selain itu harus kompromi dengan jadual lebaran suami juga. Baik jadual piket kantor maupun jadual pulang kampung. Maklum, kampung kami beda dan jaraknya jauh…sekali. Aku berasal dari jawa tengah..sedangkan suamiku berasal dari sumatera utara. Jadi harus bergantian setiap tahunnya. Dan harus bergantian dengan jadual piket suami juga. Bila tahun ini bisa ambil cuti, harus menentukan pulang ke mana, sumatera utara atau jawa tengah, bila jatuh pilihan di jawa tengah, maka dua tahun ke depan harus pulang kampung ke sumatera utara. Bukan tahun berikutnya? Gak bisa! Karena tahun berikutnya harus “jagain Jakarta”, piket dua tahun sekali bergantian dengan sejawat suamiku. Gak harus stay di office sih.Cuma duty on call aja.


Dan setiap duty on call, kami berlebaran di Jakarta saja. Kebetulan saat itu kami masih menjadi “kontraktor” rumah kampung, dimana tetangga sekitar kami kebanyakan penduduk asli betawi, atau penduduk yang telah berumur dan telah “hilang” kampungnya karena tak lagi ada sanak keluarga di kampungnya. Alhamdulillah, kami tak merasa terlalu kesepian saat harus berlebaran di rantau. kami masih bisa berlebaran bersama para tetangga kami yang relative ramah dan bersahabat. Tak terbayangkan bila rumah kami di perumahan sekitar kawasan industri, seperti yang pernah ku alami saat masih kos di perumahan kawasan industri. Saat mendekati hari lebaran, kawasan seperti itu laksana kota hantu. Karena penduduk terbanyak adalah pendatang muda yang sering kali saat cuti lebaran mereka pulang kampung, perumahan menjadi sangat sepi. Tak nyaman rasanya saat lebaran tak ada manusia disekitar kita.

Yang paling “kemrungsung” atau rasanya seperti terburu-buru berlebaran saat tahun 2009. saat itu jadual pulang kampung  ke sumatera.jadual pesawat jam 8 an pagi lewat beberapa menit. Karena kami nggak tau kapan tepatnya lebaran akan jatuh, kami memperkirakan hanya sesuai penanggalan saja. Ternyata lebaran tahun itu jatuh “dipercepat” sehari dari jadual kalender. Padahal kami pengen banget tetap sholat ied berjamaah. Waduh!!!...

Akhirnya kami putuskan sholat ied di lapangan masjid dekat rumah dengan koper-koper yang sudah siap sedia. Rencananya setelah sholat, kami tinggal tunggu taksi yang telah kami pesan dari semalam. Tapi apa yang terjadi sungguh-sungguh diluar dugaan. Malang nian kami… hingga qutbah sholat ied berakhir dan kami telah dirumah pun, sang taksi memberikan konfirmasi belum bisa memenuhi pesanan karena sedang beroperasi seluruhnya. Oh Tuhan….tapi kami tak kehabisan akal.

Akhirnya segera saja suamiku berkeliling mencari taksi dan menyambangi pool taksi dekat rumah dengan bermotor. Alhamdulillah, kami dapat juga. Ahhh..lega rasanya. Tak lama setelah menyimpan motor, segera kami berangkat ke bandara, untung saja jalan protocol Jakarta saat lebaran selalu lengang, jadi taksi bisa melaju cepat. Tak terbayangkan bila ini terjadi saat lalu lintas pada hari kerja, bukan musim libur lebaran, bisa dipastikan kami terlambat. Akhirnya sampai juga kami dibandara dan belum terlambat. Setelah cek in dan tak lama kami boarding. Demikianlah, benar-benar lebaran kali itu rasanya harus kebut-kebutan dengan jadual pesawat. Meski sempat sport jantung, deg-degan takut ga bisa ngejar pesawat, tapi akhir bahagia kami dapat dan menjadi cerita yang cukup seru.

16 komentar:

  1. Seruuuuu!
    owwh...jadi mudiknya 2 th sekali ya Mbak. kebayang deh. aku setahun sekali aja perasaan lama bener...:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak brina.2 tahun sekali dan jauh semua.hehehe...kangennn...ga tau nih kisah gak mudik tahun ini karena mau lahiran di depok.maybe jadi kisah seru lagi.^_^

      Hapus
  2. mba anik hebat dah bumil tetep eksis dg nulis:)
    moga hoki...oh,ga kebayang kalau aku mudiknya ke luar pulau jawa,ke yogya aja pas mjelang ramadhan ribet.untung dulu ga jd sama Mr.Harahap...ups:P
    jdnya sama mas yogya hehehhe


    btw mba eni sabrina pulkam kemana memangnya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. aamiin.makasih mbak eni.jodoh mbak en, tak lari kemana:D

      Hapus
  3. mudiknya jauh-jauh semua... kebayang deh kangennya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak ela.actualy aku sekarang lagi kangen banget ama ibu n mbakku.pengen pulang magelang.begitu juga suamiku, lagi kangen ibunya.:D

      Hapus
  4. seruuuuu.....tapi ya kalau mudik gini, makin banyak buntut makin heboh mudikny aplus makin ribet:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih mbak sara.iya ya mbak.bawaan makin banyak, tiket nambah lagi.xixixi

      Hapus
  5. wuihh kebyang giman ribetnya.. kalau sekarang gimana mbak?? mudiknya kemana?

    BalasHapus
  6. mbak ikha, makasih.skrg ga mudik.mau lahiran di depok.doain lancar ya mbak.sehat selamat ibu dan anak.aamiin

    BalasHapus
  7. aku belon pernah ngerasain mudik lebaran.. dari kecil selalu di jakarta dan jakarta lagi.. kadang pingin ngerasain peristiwa mudik lebaran.. makanya nyari orang yang asal usulnya non jakarta, eh, nggak tahunya suami juga idem dito ama aku, nggak pernah mudik lebaran.. hehehe.. pasti seru ya kalo mudik lebaran.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ada sukanya ada juga dukanya mbak ade.hehehe...kalo sedih ya pas gak bisa mudik.seduhhhhhh bgt.hehehe..sangking sedihnya

      Hapus
  8. seru juga ya pengalaman mudik th 2009 itu.. ada deg2annya.. Heheh..

    BalasHapus
  9. syukurlah sampai di bandara belum terlambat ya mbak, ikut deg-degan membacanya, hehehe....

    BalasHapus